Subulussalam, 17 Februari 2025 Infogloball.com- Kunjungan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf ke kediaman H. Sudirman Munthe usai melantik Walikota Subulussalam (15/2), telah menimbulkan spekulasi dan tanda tanya di kalangan masyarakat. Apa yang sebenarnya dibicarakan dalam pertemuan tertutup tersebut? Apakah ini sekadar silaturahmi atau memiliki makna politik yang lebih dalam?
Menurut sumber terpercaya yang dekat dengan keluarga H. Sudirman Munthe, Syahdini yang sering disapa Denimengatakan, kunjungan tersebut bertujuan untuk meminta doa restu dan dukungan dari H. Sudirman Munthe yang sering dipanggil ‘Bara Dodos,’ seorang tokoh masyarakat yang sangat dihormati di Subulussalam. Dalam pertemuan tersebut, H. Sudirman Munthe dikabarkan memberikan wejangan serta doa agar kepemimpinan Muzakir Manaf berjalan dengan baik dan mampu membawa kesejahteraan bagi rakyat Aceh.
Namun, di balik kesan silaturahmi dan penghormatan kepada tokoh masyarakat, muncul dugaan bahwa pertemuan ini juga memiliki nuansa politik. Sejumlah pengamat menilai bahwa kunjungan ini bisa menjadi bagian dari strategi Gubernur Aceh untuk memperkuat dukungan di wilayah Subulussalam-Singkil, mengingat posisi H. Sudirman Munthe yang sangat berpengaruh dalam menentukan arah politik lokal.
Dalam kunjungan tersebut terlihat hadir beberapa tokoh besar, seperti Prof Abdul Karim Konsorsium Arab , Hj Marlina Usman/Kak Ana(Ketua PKK Aceh), H.Teuku Irsyadi MD (Bendahara Gerindra Aceh), Hj Asmidar (Ketua DPW Aceh Singkil), Ali Basyah alias Irhafa Manaf (Wakil Ketua DPRD Aceh Selatan), dan beberapa tokoh lainnya.
Meski demikian, pihak Gubernur sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai isi pertemuan tersebut. Masyarakat pun masih bertanya-tanya apakah ini hanya bentuk penghormatan kepada tokoh masyarakat atau ada agenda politik lain yang sedang disusun di balik layar.
Apapun alasannya, kunjungan ini jelas memiliki dampak besar bagi hubungan antara Pemerintah Aceh dan masyarakat Subulussalam. Waktu yang akan menjawab apakah pertemuan ini hanya sebatas silaturahmi atau bagian dari manuver politik menjelang agenda politik yang lebih besar di Aceh.
(Red)