Subulussalam, 16 Desember 2024 Infogloball.com– kota yang terkenal dengan semangat persaudaraan dan budayanya, kini berada di tengah pusaran polemik yang menarik perhatian masyarakat. Namun, seruan penuh harapan datang dari Putra Nasrullah, Ketua Ormas P-PKP (Perkumpulan Pedang Keadilan Perjuangan) Aceh.
Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Subulussalam bukanlah objek cacian, melainkan membutuhkan perhatian lebih untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Persoalan yang melilit Kota Subulussalam semakin kompleks. Gaji perangkat desa yang tertunda hingga berbulan-bulan, hutang proyek yang belum terbayar, Pemalangan kantor BPKD, serta aksi demo masyarakat telah menjadi sorotan publik, dan membuat Subulussalam bagaikan kehilangan jati dirinya.
Putra menyoroti perlunya solusi konkret atas masalah-masalah ini. “Subulussalam bukan panggung hujatan, tapi ladang untuk membangun harapan. Kita semua bertanggung jawab atas apa yang terjadi, baik pemerintah maupun masyarakat,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh empati.
Para perangkat desa yang belum menerima hak mereka, pekerja proyek yang menunggu pembayaran, serta masyarakat yang menyuarakan keresahannya dalam aksi demo, adalah bukti nyata dari kekecewaan yang mendalam. Namun dibalik itu, ada panggilan untuk tetap bersatu memperjuangkan kebaikan bersama.
“Bukan hanya pemerintah yang harus bekerja lebih keras, tetapi kita sebagai warga juga harus mendorong dialog yang konstruktif. Subulussalam butuh perhatian dari semua pihak, bukan cacian,” Tambah Putra.
Subulussalam kini menjadi bahan perbincangan di tingkat lokal maupun nasional. Sorotan negatif yang muncul harusnya menjadi pendorong untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel. Hal ini juga menjadi momentum untuk mereformasi kebijakan dan memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat berjalan optimal.
Putra mengajak semua pihak, baik pemerintah, tokoh masyarakat, hingga organisasi sosial, untuk bahu-membahu memulihkan citra Subulussalam. Ia yakin, dengan pendekatan yang tepat, Subulussalam dapat kembali menjadi simbol harmoni di tengah keberagamannya.
“Subulussalam adalah rumah kita bersama. Seburuk apa pun keadaannya, kita punya kewajiban untuk merawat, bukan menghancurkan. Mari kita jadikan ujian ini sebagai peluang untuk membuktikan bahwa Subulussalam dapat bangkit dengan keadilan dan kasih sayang.” Tutup Putra.
Subulussalam memang berada di tengah masa sulit, tetapi harapan belum pudar. Dengan perhatian dan kerja sama dari semua pihak, kota ini dapat kembali berdiri tegak, tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol solidaritas dan semangat perjuangan. Karena Subulussalam, seperti yang dikatakan Putra Nasrullah, membutuhkan perhatian, bukan cacian.
Ujang.